Kamis, 24 Januari 2013

Banjir Jakarta karena Alih Fungsi Lahan Kacau-balau




JAKARTA, RIMANEWS - Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menilai, banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya antara lain karena alih fungsi lahan yang kacau-balau, yakni
pengalihan fungsi lahan di bagian hulu yang tidak benar. Sementara di bagian hilir, pinggiran sungai-sungai dipenuhi kawasan permukiman.
"Jadi, perlu ada grand design untuk menangani masalah banjir di Jakarta. Orang-orang yang tinggal di pinggir sungai sulit sekali dipindahkan, kemudian pengalihan fungsi lahan di bagian hulu," paparnya di Semarang, Jawa Tengah, seusai menandatangani kesepakatan bersama dengan Undip Semarang, Rabu (23/1/2013).Oleh karena itu, untuk mencegah banjir di Jakarta, ke depan perlu ada penyediaan daerah-daerah resapan air, terutama di bagian hulu. Namun, yang terpenting adalah pengawasan terhadap alih fungsi lahan di bagian hulu.Kehadiran ruang terbuka hijau di Jakarta juga menjadi penting untuk mencegah bencana banjir di ibu kota negara Indonesia ini. "Di kota-kota 30 persen ruang terbuka hijau itu harus ada," paparnya."Penanganan Ciliwung harus dari hulu hingga ke hilir. Saat ini bahkan sedang dirintis kerja sama antara Indonesia dan Korea untuk merestorasi air di Jakarta, yang dimulai dengan penataan di kawasan Masjid Istiqlal Jakarta," katanya. [kmps]


Pendapat saya:  

  • Mungkin hal ini bisa terjadi dikarenakan alih fungsi lahan yang sedang kacau balau, dimana pengalihan fungsi yang terdapat di bagian hulu tidak benar dan di bagian hilir, pinggiran sungai sudah di penuhi kawasan pemukiman.


  • Menurut saya, hal ini mungkin dapat di atasi dengan pemindahan kawasan pemukiman yang terdapat di pinggiran sungai-sungai dan di setiap daerah perlu memiliki daerah-daerah resapan air.


Sumber berita disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages

Popular Posts

Followers